Solar panel menggunakan energi cahaya (foton) dari matahari untuk menghasilkan listrik melalui efek fotovoltaik. Sebagian besar modul menggunakan wafer berbasis sel silikon kristal atau film tipis sel berdasarkan kadmium telluride atau silikon. Secara struktural (beban membawa) bagian dari module dapat ditempatkan pada lapisan depan atau juga lapisan belakang. Sel juga harus dilindungi dari kerusakan mekanis dan kelembaban. Kebanyakan panel surya kaku, tapi yang semi-fleksibel juga tersedia, berdasarkan ketebalan dari sel filmnya.
Sambungan listrik dibuat dalam bentuk rangkaian serial untuk mendapatkan tegangan output yang diinginkan atau bisa juga paralel untuk menyediakan kemampuan arus yang diinginkan. Kabel yang digunakan untuk mengambil arus dari panel dapat berisi perak, tembaga atau non-magnetik logam transisi konduktif. Sel-sel harus dihubungkan satu sama lain dan ke seluruh sistem. Secara eksternal, panel surya menggunakan terestrial fotovoltaik populer: MC3 (model lama) atau MC4 konektor.
Dioda bypass dapat digunakan secara eksternal, dalam hal shading panel parsial, untuk memaksimalkan output dari panel. Perpotongan p-n mono-kristal silikon sel mungkin memiliki karakteristik tegangan yang berbeda untuk mencegah kerusakan panel. Arus balik dapat menyebabkan overheating sel. Sel surya menjadi kurang efisien pada suhu yang relatif sangat tinggi, karena alasan itu pemasangan panel surya harus mempunyai ventilasi di bagian belakang panel.
Beberapa desain panel surya baru-baru ini termasuk konsentrator di mana cahaya difokuskan oleh lensa atau cermin ke array sel yang lebih kecil. Hal ini memungkinkan penggunaan sel dengan biaya tinggi per satuan luas (seperti gallium arsenide) dengan cara yang hemat biaya. [citation: wekepedia)
Apakah Anda berminat untuk mencoba teknologi listrik alternatif yang satu ini? dapatkan info harga panel surya termurah disini.
No comments:
Post a Comment